Makhluk dari jenis hewan yang bernama nyamuk, sudah mengganggu manusia sejak dahulu kala, menyebarkan berbagai macam penyakit dan mungkin sudah membunuh ratusan juta orang. Malah sudah banyak yang setuju bahwa nyamuk adalah hewan paling berbahaya di dunia, karena banyak penyakit berbahaya memiliki nyamuk sebagai vektornya seperti malaria dan demam berdarah dengue yang hingga kini membunuh puluhan ribu manusia di dunia setiap tahunnya. Salah satu spesies nyamuk yang paling berbahaya adalah Aedes aegypti yang menjadi vektor setidaknya 4 macam penyakit berbahaya. Di negara-negara Barat, nyamuk Aedes aegypti memiliki julurkan “Nyamuk Harimau Asia”; dan mereka merupakan spesies endemik di tanah air kita Indonesia.
Fakta Tentang Nyamuk
- WHO melaporkan lebih dari 50% populasi manusia di dunia beresiko terkena penyakit yang dibawa oleh nyamuk.
- Demam Berdarah Dengue (DBD)/Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) kini endemik di 100 negara termasuk Indonesia.
- Setiap tahunnya tercatat terjadi sekitar 50 juta infeksi, dengan 25 ribu kematian, terutama pada anak-anak.
- Seluruh metoda yang ada saat ini untuk mencegah mosquito-borne disease masih dinilai tidak efektif.
Yang disebarkan oleh nyamuk bukan penyakitnya, melainkan agen penyebab penyakit. Mereka menggigit manusia untuk mengkonsumsi darah dengan tujuan mematangkan telurnya untuk berkembang biak. Cara menggigitnya adalah dengan menusukkan jarum halus bernama proboscis pada kulit. Sebelum menyedot darah, mereka juga “menyuntikkan ludahnya” ke dalam tubuh orang yang digigit. Pada “ludah”-nya inilah terdapat agen penyakit seperti virus Dengue, plasmodium Malaria, dll. Tidak semua nyamuk vektor penyakit membawa agen penyakit di dalam tubuhnya. Ia harus terlebih dahulu mendapatkannya dari orang sebelumnya yang digigit, lalu agen penyakit ikut tersedot melalui darah ke dalam tubuh nyamuk untuk kemudian disebarkan ke orang lain. Dalam menjalankan “misinya” makhluk kecil ini bisa beroperasi dalam mode siluman sehingga sering tidak disadari sampai timbul rasa gatalnya.
Aedes aegypti dan Penyakit
Aedes Aegypti hanya satu spesies dari lebih dari 3.500 spesies nyamuk di dunia yang sudah diketahui. Tapi spesies ini mampu menjadi 4 vektor (pengangkut/perantara) agen penyakit, yaitu:
- Virus Dengue penyebab demam Berdarah Dengue
- Virus Zika penyebab demam Zika
- Virus Chikungunya penyebab penyakit Chikungunya, dan
- Virus Demam Kuning, penyebab penyakit demam kuning.
Kehidupan Aedes Aegypti
Nenek moyang nyamuk ini diduga dulunya tinggal di hutan dan mengkonsumsi darah hewan. Tapi Aedes aegypti modern yang tidak diketahui sejak kapan, kini berkembang hanya mentarget satu jenis hewan sebagai sumber makanannya; yaitu manusia. Hampir tidak ditemui Aedes aegypti yang kini tinggal di hutan. Mereka hanya ditemui pada lokasi di mana terdapat manusia, dan mereka juga memiliki semua kemampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan perilaku perkembangan peradaban manusia. Hal ini disampaikan oleh peneliti spesialis Aedes aegypti, bernama Carolyn McBride, PhD, seorang asisten profesor di divisi Ecology and Evolutionary Biology, Princeton University. Nyamuk yang menggigit manusia hanya yang berjenis betina saja, karena mereka membutuhkan darah untuk mematangkan sel-sel telurnya. Nyamuk-nyamuk betina ini memiliki kemampuan mengenali bau manusia, bahkan bila harus terbang melalui lubang yang kecil.
Tidak seperti nyamuk spesies lain yang dapat terbang sampai 11 KM lebih, selama hidupnya Aedes aegypti diperkirakan hanya terbang antara 300 sd. 500 meter saja. Stamina merekapun tidak begitu baik, mereka lebih sering hinggap dari pada sedang terbang. Lebih banyak ditemukan Aedes Aegypti yang sedang hinggap dibandingkan yang sedang terbang. Jadi untuk dapat “makan” mereka harus tinggal dekat dengan tergetnya, yaitu kita! Mereka banyak ditemukan di bawah perabotan, pada pakaian yang tergantung, di gordyn, pada sudut-sudut gelap di dalam rumah/ruangan, dan pada pot-pot tanaman yang terdapat air tergenang di bawahnya. Tapi dengan segala keterbatasan tersebut sudah cukup bagi mereka untuk membunuh puluhan ribu orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Aedes Albopictus
Nyamuk Aedes aegypti memiliki saudara se-genus yang bernama Aedes albopictus yang sampai sekarang masih bertahan dengan kehidupan lama mereka untuk memilih tempat tinggal di hutan berpohon rimbun. Nyamuk spesies Aedes albopictus ini menjadi vektor dari agen penyakit virus Dengue, virus Chikungunya, dan parasit cacing Dilofilaria penyebab penyakit Dilofilariasis (yang tidak kita bahas di sini). Tapi karena habitatnya bukan di daerah urban padat penduduk, insidensi orang terkena penyakit akibat spesies ini jauh lebih rendah dibandingkan yang dikarenakan oleh Aedes aegypti. Keduanya memiliki genus yang sama, sehingga memiliki profile dan siklus hidup yang sama.
Baca artikel lainnya di Blog Dr. Indra K. Muhtadi
Setelah makan darah, tergantung dari jumlah darah yang dimakannya, sekali bertelur seekor nyamuk betina meletakkan telurnya sebanyak 100 sd. 200 butir pada permukaan genangan tenang air bersih secara individual. Tidak seluruh telur dikeluarkan sekaligus pada satu tempat, tapi prosesnya dapat berlangsung dalam hitungan jam sampai beberapa hari dan di banyak tempat; tergantung dari ketersediaan dan kualitas air. Semakin bersih dan semakin tenang genangan air, akan semakin banyak telur yang dikeluarkan di sana. Telurnya berbentuk elips dan terpisah satu dengan yang lain, berukuran sekitar 1 mm. Saat baru keluar berwarna putih, lalu dalam beberapa menit menjadi berwarna hitam mengkilat. Telur menetas dalam waktu 1 sampai 2 hari menjadi larva pada tempat yang hangat, sementara pada tempat yang dingin bisa sampai 1 minggu. Bila air mengering, telur dapat bertahan sampai 1 tahun dan akan meneruskan prosesnya bila kembali terendam air.
Terdapat 4 tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar ke-1 sd. ke-4; yang memakan waktu selama 5 hari. Selama menjadi larva mereka akan tinggal di bawah permukaan air, kecuali bila terganggu atau sedang mencari makan, bisa berenang sampai ke dasar wadah, tapi akan kembali lagi ke permukaan. Bila cuaca dingin atau jumlah air berkurang, perubahan menjadi pupa bisa tertahan beberapa bulan, Tapi bila tempat menjadi kering, maka larva akan mati. Setelah mencapai instar ke-4 dengan ukuran 8 mm, larva berubah menjadi pupa dan memasuki masa dorman, artinya mereka tidak makan tapi sangat mobile dan responsif terhadap perubahan yang akan senantiasa berusaha pindah (bila bisa) ke genangan yang lebih banyak dan bersih.
Barulah akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa dan terbang. Keseluruhan poses normal dari telur sampai nyamuk dewasa memakan waktu 7-8 hari. Yang jantan akan menetas duluan dibandingkan yang betina. Dalam 24 jam setelah menetas, mereka akan kawin dan dapat hidup antara 2 sampai 4 minggu tergantung dari kondisi lingkungan mereka. Uniknya, nyamuk betina akan memilih nyamuk jantan yang berukuran sama dengan dirinya dan seekor nyamuk betina dapat kawin dan bertelur sampai 5 kali sepanjang hidupnya yang pendek itu.
Penyebaran Penyakit
Seperti yang dijelaskan di atas, Aedes aegypti merupakan spesies yang sangat baik beradaptasi dalam mempertahankan hidupnya. Baik dari siklus hidupnya, tempat tinggal, sampai cara mereka berburu darah. Ada beberapa penyebab insidensi penyakit seperti demam berdarah Dengue kini terus meningkat, sbb.:
- Wilayah perkotaan bertambah banyak sehingga menciptakan lebih banyak lokasi ideal bagi nyamuk untuk tinggal dan berkembang biak.
- Perubahan lingkungan dunia yang lebih hangat, sehingga nyamuk lebih tahan di musim dingin.
- Nyamuk terbawa oleh alat transportasi terutama kapal laut sehingga mulai ditemukan kasus DBD pada lokasi yang dulunya tidak ada.
- Penyakit di bawa oleh penderita dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga penyebaran DBD semakin meluas.
Penyakit ini tidak bisa ditularkan langsung dari manusia ke manusia dan hanya bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina yang sudah tertular dari gigitan pada orang yang sakit sebelumnya. Kedua jenis nyamuk ini menggigit di siang sari (diurnal) saat suhu tidak terlalu panas; atau sekitar pagi dan sore hari. Manusia bisa menginfeksi nyamuk saat terdapat jumlah virus yang banyak di darahnya yaitu sesaat sebelum gejala mulai muncul. Kemudian, sekali seekor nyamuk ini terinfeksi, maka dia akan tetap terinfeksi dan bisa menyebarkan virus sampai dia mati. Ketika sudah terinfeksi sebenarnya nyamuk juga sakit dan kemampuan mereka menurun untuk menusukkan proboscis-nya, sehingga sering kali terdapat banyak bekas gigitan akibat gagal pada gigitan-gigitan sebelumnya. Atau nyamuk jadi berpindah-pindah dari orang yang satu ke orang yang lain sampai dia berhasil makan; dan sudah tentu membuat penyebaran virus lebih meluas lagi.
Penelitian Melawan Nyamuk
Penelitian terintegrasi terus dilakukan di seluruh dunia untuk memberantas nyamuk, mencegah manusia terkena penyakitnya, dan yang terpenting mengobati untuk mencegah kematian, walaupun tetap masih jauh dari sempurna. Yang paling kontroversi adalah penelitian yang dilakukan oleh Oxitec dari AS yang menciptakan Genetically Modified Organism (GMO); yaitu nyamuk Aedes aegypti betina yang tidak dapat terbang dan jantan yang mandul yang menyebabkan telur tidak dapat menetas atau tidak dapat mencapai dewasa. Kontroversi terjadi karena banyak yang juga mengkhawatirkan varian baru dari nyamuk “jadi-jadian” ini bisa menyimpan potensi bahaya yang lebih besar yang belum diketahui, karena tidak semua betina tidak bisa terbang dan tidak semua jantan pula yang mandul. Walaupun demikian pemerintah Malaysia dan Brazil memberikan Oxitec izin penelitian tahun lalu dan melaporkan keberhasilan mereka menekan 85% populasi Aedes aegypti. Lalu ada juga usaha untuk membuat Aedes aegypti yang tidak bisa “terinfeksi” oleh virus Dengue sehingga mereka tidak lagi menjadi vektor penyakit demam berdarah.
Pencegahan Penyakit akibat Aedes aegypti
Karena adaptasi bertahan hidup serta penyebaran mereka, sangat sulit memberantas nyamuk Aedes aegypti. Tapi ada yang tetap bisa kita lakukan sbb.:
- Pencegahan utama adalah mencegah dari digigit oleh nyamuk dengan segala cara:
- Menghindari waktu-waktu nyamuk menggigit yaitu pagi dan sore hari.
- Menggunakan pakaian yang lebih tertutup, terutama celana panjang karena mereka senang menggigit di bawah lutut.
- Menggunakan kelambu bila tidur di siang hari.
- Menggunakan lotion anti nyamuk.
- Menggunakan obat nyamuk.
- Menggunakan alat pengusir nyamuk elektrik.
- Siklus hidup dari telur menjadi dewasa bisa terjadi pada genangan air bersih bahkan yang sangat kecil sekali pun seperti pada alas pot tanaman, cerukan kusen jendela /pintu, kantong plastik, tutup botol air mineral bahkan wadah makanan ringan. Jadi harus dimusnahkan dengan cara:
- 3M (Menguras wadah penampungan air secara rutin, Menutup wadah penampungan air, dan Menimbun sampah yang dapat digenangi air.
- Menggunakan larvasida (abate) untuk membunuh larva pada wadah penampungan air atau tempat-tempat yang biasa digenangi oleh air bersih.
- Melakukan pengasapan secara rutin untuk membunuh nyamuk dewasa.
- Harap diingat bahwa mereka menggigit pada pagi/sore hari yang biasanya orang sedang di kantor atau sekolah. Jadi tiga tindakan di atas juga harus dilakukan di sekolah, kantor, dll. di mana banyak terdapat kumpulan orang di pagi/sore hari.
- Berikan vaksinasi DHF yang kini sudah tersedia untuk anak. Tanyakan dokter Anda untuk informasi lebih lanjut tentang vaksin DHF yang disebabkan oleh Nyamuk Harimau Asia ini.