Berkeringat yang dalam bahasa Inggris sweating ini, adalah salah satu proses normal tubuh untuk mengatur suhu, dan disebut juga dengan perspiration. Saat kita berkeringat, cairan berbasis garam di keluarkan dari tubuh yang diproduksi oleh kelenjar keringat pada jaringan kulit. Perubahan suhu tubuh, perubahan suhu lingkungan, dan kondisi emosi dapat menyebabkan seseorang berkeringat. Dalam jumlah yang normal, berkeringat diperlukan oleh tubuh kita. Bila terlalu sedikit, bisa terjadi overheating di dalam tubuh, dan bila terlalu banyak bisa menyebabkan dehidrasi dan mencetus masalah psikologis.
Fakta Tentang Berkeringat
- Seluruh permukaan kulit kita bisa mengeluarkan keringat, tapi yang paling sering adalah ketiak, muka, telapak tangan dan telapak kaki.
- Rata-rata pada tubuh seorang dewasa terdapat 3 juta kelenjar keringat.
- Keringat sebagian besar terdiri dari air, 1%-nya adalah garam dan lemak.
- Pendapat umum di Indonesia, bahwa berkeringat identik dengan sehat dan olahraga harus berkeringat. Padahal tidak selalu berkeringat itu sehat dan berolahraga bukan berarti harus berkeringat.
Kelenjar keringat terdiri dari 2 tipe yaitu eccrine dan apocrine. Kelenjar keringat eccrine terdapat pada seluruh jaringan kulit yang memproduksi bulir keringat yang ringan dan tidak berbau. Sementara kelenjar keringat apocrine, terkonsentrasi pada folikel atau akar rambut yang terdapat pada kulit kepala, ketiak, dan lipat paha. Apocrine memproduksi bulir keringat yang lebih berat, mengandung lemak, dan bisa menimbulkan bau yang khas. Bau ini dikenal sebagai bau tubuh yang terjadi bila bulir keringat apocrine terurai, bercampur dan bereaksi dengan bakteri yang ada di kulit. Proses terjadinya keringat di atur oleh sistem syaraf autonom yang bekerja tanpa kita sadari, atau terjadi secara otomatis. Bila suhu tubuh naik seperti ketika berolahraga dan saat demam, atau ketika suhu lingkungan naik; keringat dilepaskan sebagai konduktor membawa panas dari dalam ke luar tubuh untuk menurunkan suhu yang berlebih di dalam tubuh tersebut.
Penyebab Bekeringat
Bekeringat dapat disebabkan oleh berbagai faktor sbb.:
- Faktor fisik yang dicetus oleh suhu yang panas seperti yang dijelaskan di atas
- Faktor psikis. Faktor psikis ini juga bisa membuat seseorang berkeringat, bahkan sampai banyak. Faktor psikis yang dapat mencetus keringat tersebut adalah: marah, cemas, takut, malu, dan tekanan psikis lainnya. Hal ini terjadi karena hadirnya hormon-hormon stres adrenalin dan cortisol. Tujuan sebenarnya adalah untuk mempersiapkan tubuh bila harus fight or flight sebagai instinct dasar bertahan hidup (survival). Baca dalam artikel lain mengenai stres dan hormon-hormon stres ini.
- Makanan. Makanan juga bisa dapat membuat seseorang berkeringat yang disebut sebagai gustatory sweating seperti makanan panas, makanan pedas, minuman ber-caffeine dan minuman beralkohol.
- Menopause. Wanita yang sedang menjalani proses menopause yang disebut sebagai perimenopause sering berkeringat saat tidur malam dan mengalami hot flashes yang juga mencetus mereka bekeringat.
- Penyakit dan Obat. Beberapa jenis obat dan penyakit juga mencetus seseorang berkeringat seperti kanker, demam dan karena mengkonsumsi obat demam, infeksi, hipoglikemia (gula darah turun), beberapa jenis obat-obat penahan nyeri termasuk morfin, dan obat hormon tiroid sintetis.
Penyakit dan Keringat
Seperti yang diuraikan di atas, bahwa berkeringat bisa dicetus oleh beberapa kondisi medis. Artinya walaupun berkeringat dianggap normal memang bila ada faktor pencetus (nomor 1 sd. 4 di atas), tapi bisa juga karena suatu penyakit yang harus mendapatkan perhatian medis. Seseorang harus mencari pertolongan medis bila berkeringat disertai oleh: nyeri dada, pusing, sulit bernafas atau nafas pendek, dan bila keringat tidak berhenti untuk waktu yang cukup lama. Sementara itu ada dua kondisi medis terkait berkeringat yang mendapatkan nama khusus yaitu bila bekeringat terlalu banyak atau terlalu sedikit, sbb.:
- Hyperhidrosis. Adalah kondisi di mana berkeringat menjadi sangat banyak terutama pada ketiak, telapak tangan, dan telapak kaki. Kondisi ini bisa sampai membuat penderitanya terganggu dan minder. Baca dalam artikel tentang hyperhidrosis ini untuk memahaminya lebih dalam.
- Hypohidrosis. Yaitu kebalikan hyperhidrosis, saat tubuh tidak bisa berkeringat atau hanya sedikit memproduksi keringat. Akibatnya suhu panas yang ada di dalam tubuh akibat faktor-faktor seperti di atas, tidak dapat keluar dan terperangkap di dalam tubuh. Kondisi ini bisa membuat penderitanya dari mulai dehidrasi karena kepanasan, sampai bisa pingsan, kehilangan kesadaran, bahkan mengancam jiwa. Pencetusnya bisa berbagai sebab, di antaranya gagal ginjal dan penyakit kerusakan kelenjar keringat.
Selama faktor pencetusnya diketahui dan masih dalam batas normal, sebenarnya tidak perlu dilakukan tindakan intervensi apa-apa. Tapi bila memang mengganggu ada beberapa adaptasi yang dapat dilakukan terhadap kondisi berkeringat ini sbb.:
- Mengenakan pakaian yang tipis dan ringan, sehingga permukaan tubuh tetap sejuk.
- Segera ganti pakaian yang basah dengan keringat untuk meminimalisir pertumbuhan bakteri dan jamur.
- Cuci keringat yang sudah mengering pada muka dan tubuh untuk meningkatkan kenyamanan.
- Pergunakan antiperspirant atau deodorant untuk menekan jumlah keringat dan mengurangi bau badan.
- Cukupkan minum, gantilah cairan yang keluar lebih dari perkiraan yang keluar melalui keringat.
- Jangan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi keringat seperti yang dibahas di atas.
Berkeringat dan Olahraga
Ketika seseorang berolahraga, karena gerakan fisik yang dilakukan membuat suhu di dalam tubuh menjadi naik. Tubuh berusaha untuk mengembalikan suhu ke kondisi normalnya dengan bekeringat, mengeluarkan suhu dengan bantuan air sebagai konduktor yang kuat. Tapi bukan berarti setiap berolah-raga harus bekeringat atau semakin banyak keringat yang keluar menandakan semakin baik olahraganya. Olahraga musim dingin dan olahraga air misalnya, hanya sedikit mengeluarkan keringat, bahkan berenang tidak sama sekali membuat tubuh bekeringat. Sudah pasti olahraga yang dilakukan sama baiknya dengan jenis olahraga lain yang menyebabkan berkeringat. Malah berenang termasuk jenis olahraga yang cukup banyak membakar kalori.
Ini lebih jauh berarti, banyaknya kalori yang terbakar ketika berolahraga tidak berbanding lurus dengan banyaknya keringat yang keluar. Ada orang yang senang berlari di siang hari menggunakan baju berbahan parasut, dengan tujuan membuat suhu tubuh sangat panas dan mengeluarkan banyak keringat. Karena dianggap semakin panas suhu tubuh dan semakin banyak keringat, maka semakin banyak juga kalori yang terbakar. Mereka juga merasa berat badan turun setelah berolahraga yang banyak mengeluarkan keringat. Nyatanya, naiknya suhu tubuh dan banyaknya keringat tidak berbanding lurus pula dengan banyaknya kalori yang terbakar. Demikian juga turunnya berat badan akibat banyak keringat keluar bukan berarti berat badannya benar-benar turun. Malah hal tersebut sangat berbahaya. Bila suhu tubuh naik terlalu tinggi sementara tubuh tidak berhasil menurunkannya karena menggunakan baju berbahan parasut, yang bersangkutan bisa terserang heat stroke yang dapat sampai mengancam jiwa. Demikian juga, bila cairan yang keluar dan membuat berat badan turun tersebut tidak segera diganti, yang bersangkutan bisa terkena dehidrasi yang juga dapat sampai mengancam jiwa.
Ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi banyak tidaknya keringat seseorang ketika berolahraga. Yang pertama berat badan. Semakin berat badan seseorang, maka akan semakin banyak energi yang dibutuhkan-nya untuk bergerak, maka akan semakin naik suhu tubuhnya, sehingga semakin banyaklah ia mengeluarkan keringat. Kemudian, kedua tingkat kebugaran. Semakin fit atau bugar seseorang, akan semakin efisien tubuhnya meregulasi suhu, sehingga semakin cepat ia berkeringat dibandingkan dengan orang yang tidak bugar dan jarang berolahraga. Dengan catatan, jenis olahraga yang dilakukan memang yang bisa mengeluarkan keringat, bukan olahraga musim dingin atau berenang.
Membakar Kalori yang Aman
Untuk mengurangi ½ kg lemak di tubuh, yang artinya mengurangi ½ kg berat badan, kira-kira harus membakar 3.500 kalori. Ini setara dengan berjalan cepat sejauh 5,5 km selama 10 hari berturut-turut. Sesulit itulah menurunkan berat badan bila hanya melakukan olahraga saja. Itupun dengan catatan, yang bersangkutan tidak menambah berat badannya lagi dari makanan. Jelas di sini bahwa bila ingin menurunkan berat badan tidak bisa hanya mengandalkan olahraga (dan keringatnya saja), karena harus juga memodifikasi gaya hidup yang lainnya, terutama pola makan (diet). Prinsip dasar dalam membakar kalori dan menurunkan berat badan adalah kalori yang dimasukkan (dimakan) harus lebih sedikit dari yang dibakar. Pilihlah makanan yang mengenyangkan tapi lebih rendah kalori agar tidak kejar-kejaran dengan kalori yang dibakar. Untuk lebih dalam memahami hal ini, baca dalam artikel lain “Menurunkan Berat Badan tanpa Tersiksa”.
Terkait dengan keringat yang keluar ketika berolahraga dan membakar kalori tersebut, jangan lupa juga untuk segera menggantinya. Kejadian dehidrasi ketika dan sesudah berolahraga harus dihindari. Cermati tanda-tanda awal dehidrasi seperti pusing atau sakit kepala ringan, mulut kering, bingung, dan sudah pasti terasa haus. Bila Anda berolahraga bersama anak-anak, ingatkan mereka untuk minum. Bukan hanya setelah berolahraga, tapi juga saat berolahraga. Buatlah kondisi yang mudah bagi mereka untuk bisa dengan cepat mengakses botol minum. Karena anak-anak cendrung lupa untuk minum di kala mereka terbawa dengan asyiknya permainan dan aktivitas olahraga. Paling baik mengganti keringat yang keluar dengan cairan yang mengandung elektrolit atau air bermineral, karena keringat keluar membawa serta garam dan elektrolit yang harus juga segera tergantikan.
Bagaimana dengan olahraga yang tidak berkeringat, apakah tetap harus minum juga. Jawabannya Iya! Karena ketika kita berolahraga yang tidak sampai mengeluarkan atau hanya sedikit keringat, seperti berenang contohnya, bukan berarti tubuh jadi tidak perlu minum saat dan setelah berolahraga. Karena bila tidak keluar dari keringat, metabolisme tinggi yang terjadi selama olahraga, akan membuang metabolitnya melalui urin. Itulah sebabnya produksi urin menjadi lebih banyak bila berolahraga tapi tidak berkeringat. Sudah jelas cairan yang keluar dari urin itu juga harus segera tergantikan dengan minum. Kondisi dingin dan tidak bekeringat, sering membuat orang lupa, terutama anak-anak untuk minum ketika dan setelah berenang. Awasi dan jangan abaikan tanda-tanda dehidrasi yang sama yaitu pusing atau sakit kepala ringan, mulut kering, bingung, dan sudah pasti terasa haus.
©IKM 2019-02